Menumbuhkan minat baca anak
Bab I
Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu keberhasilan seorang anak dalam mengikuti
pendidikan disekolah adalah dapat membaca. Dan membaca menjadi syarat utama setiap siswa untuk dapat naik
kelas ke kelas berikutnya. Kalau siswa tersebut lulus membaca dari sekolah
Taman kanak-kanak pastilah dapat membaca dan ini pun belum tentu anak tersebut gemar membaca. Penting nya bagi setiap anak–anak Indonesia
gemar membaca karena apapun pelajaran yang mereka dapat di kelas berikutnya
pasti semua tidak terlepas dari membaca. Kita semua para orang tua tahu, anak kita mendapat
pinjaman buku paket dari sekolah namum sangat menyedihkan buku tersebut hanya
dibuka disekolah kalaupun mereka membuka buku dirumah hanya kalau ada pekerjaan
rumah saja (PR). Mengapa demikian ? Karena anak–anak tersebut tidak suka
membaca, tidak terlatih untuk gemar membaca, apalagi buku pelajaran dan kita
tahu sekarang pelajaran matematika pun harus pandai membaca untuk dapat
memahami dan menyelesaikan soal-soal matematika.
Tidak semua sekolah memberikan buku pinjaman pelajaran kepada
siswa dan orang tua harus membeli buku pelajaran yang sudah disediakan pihak
sekolah atau pun membeli diluar sekolah, tentunya harga buku tersebut tidaklah
murah. Alangkah sayangnya bila para orang tua sudah mengeluarkan banyak uang
untuk membeli buku dengan harga mahal tetapi anak–anak kita malah tidak maksimal untuk membaca dengan kata lain membaca buku tersebut secara
rutin tanpa disuruh orang tua ataupun guru.
Minat membaca merupakan kunci keberhasilan belajar seorang anak
atau para siswa disekolah. Jika anak
memiliki minat membaca yang tinggi akan menjadikannya pintar membaca, maka dengan
mudah memahami setiap materi atau pelajaran yang di ajarkan oleh guru di
sekolah. Guru pertama bagi anak-anak adalah orang tua, guru kedua bagi
anak-anak adalah guru disekolah yang ikut serta bertanggung jawab terhadap perkembangan
serta keberhasilan anak-anak menjadi generasi
bangsa Indonesia yang cerdas,
kritis, siap menghadapi tantangan perkembangan yang begitu pesat dalam ilmu
pengetahuan serta tehnologi.
Anak- anak selalu bertanya pada orang tua kalau mereka
menemui kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan orang tua akan
membantu memberikan jawabannya tetapi sebenarnya orang tua perlu menanyakan
pada anak tersebut , apakah sudah membaca buku pelajarannya? Terkadang mereka sangat malas untuk membaca
buku tersebut dan mengambil langkah praktis , menanyakan jawaban pekerjaan
rumah(PR) pada orang tua saja, atau kakaknya dan ini sebenarnya tidak membantu
anak tersebut dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mengapa demikian?
Karena membuat anak tergantung pada orang tua untuk membantu
menjawab pekerjaan rumah (PR) tanpa mereka berusaha membaca terlebih dahulu
buku pelajaran untuk dapat menjawab soal atau pekerjaan rumah (PR) mereka.
Sebaiknya orang tua mengarahkan kepada anak untuk membaca buku serta membimbing anak untuk menemukan jawaban dalam buku pelajaran
tersebut dan terus lakukan cara ini untuk membantu mereka (anak-anak) bila anak
membutuhkan bantuan orang tua. Untuk menjadi orang berilmu itu sendiri salah satu kuncinya ialah dengan membaca.
Apalagi pada zaman sekarang ini , anak-anak lebih suka
bermain dengan game-game online dan anak-anak tersebut sangat pandai
menggunakan handphone, android,bahkan anak balita sudah mengerti menggunakan
perangkat canggih tersebut, memang disatu sisi bisa menjadi positif tetapi
banyak hal yang dapat membuat anak-anak lebih gemar menggunakan barang canggih
itu daripada melihat sebuah buku, bahkan kita orang tua lebih gaptek dari pada
anak-anak kita.
Wow ini salah satu fenomena yang terjadi pada masyarakat
kita. Dan jangan salahkan anak ketika mereka lebih tertarik dengan
Handphone(Hp), Play station(PS), Game watch, Play Station Portable dan masih
banyak lagi permainan canggih anak-anak. Lihat ketika hari libur sekolah ,
anak-anak banyak pergi ke warnet untuk bermain game daripada pergi ke taman
bacaan atau perpustakaan yang sudah ada
pada lingkungan mereka walaupun tidak sebanyak warnet-warnet yang ada setiap
jarak 20 meter dari rumah pasti ada warung internet (warnet).
Kemampuan membaca (Reading Literacy) anak-anak Indonesia
sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, bahkan
dalam kawasan ASEAN sekali pun. International Association for Evaluation of
Educational (IEA) pada tahun 1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca
murid-murid Sekolah Dasar Kelas IV pada 30 negara di dunia, menyimpulkan bahwa
Indonesia menempati urutan ke 29 setingkat di atas Venezuela yang menempati
peringkat terakhir pada urutan ke 30. Menurut data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2006, bahwa masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca
sebagai sumber utama untuk mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton
televisi (85,9%), atau mendengarkan radio (40,3%), dibandingkan membaca koran (
23,5%). Masyarakat Indonesia belum menjadikan budaya membaca sebagai suatu
kebutuhan hidup, terlebih bagi anak-anak kita.
Padahal membaca merupakan suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat modern. Saya
penah menyaksikan sebuah tayangan televisi yang mengarah pada pendidikan
anak-anak, menggambar, menulis dan lainnya serta sudah banyaknya rumah bacaan
yang tersebar di seluruh Indonesia akan tetapi hal ini belum dapat memenuhi
kebutuhan bagi setiap anak-anak Indonesia untuk lebih berminat membaca karena memang belum sebanyak yang
kita harapkan, untuk rumah baca, perputakaan keliling, dan lebih banyak siaran
pertelevisian kita hanya menyajikan hal-hal yang tidak mendidik bagi anak-anak
bangsa dan disinlah tugas orang tua untuk dapat mendampingi anak-anak agar
dapat memilih, acara apa saja yang dapat mereka tonton.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang
masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran orang tua dalam kehidupan anak?
2. Bagaimana pola asuh orang tua dalam menumbuhkan minat baca
anak?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui penting membaca untuk anak-anak
2.Mengetahui upaya menumbuhkan minat baca anak
Bab II
Pembahasaan
2.1 Bagaimana peran orang tua dalam kehidupan anak?
Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan orang
tua yang dimaksud adalah ayah dan ibu kandung yang mempunyai tugas mendidik anak-anak dalam
keluarga. Peran orang tua menjadi hal sangat penting dalam menumbuhkan minat
baca anak karena orang tua adalah orang terdekat pertama, terutama seorang ibu
dimana sejak terbentuknya konsepsi sampai berkembang embrio hingga anak lahir
banyak berhubungan secara langsung dengan ibu
secara fisik maupun psikis.
Seorang ibu sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya, ibulah
yang setiap saat berada dalam pelukanya dan ibulah yang pertama kali
mengajarkan sebuah kata, misalnya ketika masih bayi selalu mengajarkan untuk
dapat memanggil dirinya dengan sebutan (ibu,mama, mami, bunda) kemudian ibu
mengenalkan panggilan ayah. Sejak lahir sampai usia tiga tahun anak memiliki
kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap
pengalaman-pengalaman melalui sensorisnya. Usia satu setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun mulai memiliki kepekaan
bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (berbicara,bercakap-cakap).
Orang tua menjadi penentu atas terbentuknya minat baca anak
karena proses pendidikan pertama adalah di lingkungan keluarga. Tugas orang tua bukan sekedar memberi makan, minum,
pakaian dan kasih sayang tetapi orang tua sebagai guru pertama bagi
anak-anaknya. Setiap anak mempunyai potensi besar untuk menjadi yang terbaik
dalam kehidupannya,orang tualah yang harus sadar dan pandai membagi waktu untuk
anak walaupun sibuk bekerja. Memberikan pendidikan dimulai dari rumah dan
sudah seharusnya para orang tua untuk dapat berperan maksimal kepada anak-anak
dalam menumbuhkan semangat belajar, terutama minat membaca karena membaca
adalah awal proses pendidikan, dari membaca anak-anak dapat mengetahui segala
hal dan bila anak telah memasuki usia sekolah akan mempunyai guru kedua setelah
orang tuanya.
2.2 Mengetahui upaya
menumbuhkan minat baca anak
Bila kita menginginkan anak-anak menjadi pandai tentunya
perlu upaya dari kita sebagai orang tua, anak ibarat kertas kosong yang siap
menerima tulisan dari orang tuanya dan keluarga disekitarnya, terutama dari
ibunya karena ibu adalah figur pertama yang dikenal seorang anak, mempunyai
kedekatan secara emosi baru kemudian figur ayah. Seorang ibu yang mengerti dan
paham akan tugasnya sebagai pendidik bagi anaknya tentu akan melakukan sesuatu
untuk anaknya agar kelak anaknya menjadi yang terbaik dalam kehidupannya.
Orang tua haruslah mengetahui cara untuk mendidik anak yang
benar dari sedini mungkin, walaupun hal ini sudah secara alami telah di punyai
oleh para orang tua tetapi tidak salah bila kita para orang tua untuk lebih
banyak membaca buku tentang mendidik anak ataupun bertanya kepada para orang tua yang telah berhasil
mendidik anak-anak mereka , mempunyai minat baca yang tinggi sehingga mereka
berhasil dalam pendidikannya.
- Mulailah
membiasakan diri baik ibu maupun ayah untuk mendongeng, jangan menuggu mereka
batita tetapi mulailah sejak dini. Ketika ibu atau ayah mendongeng lihat reaksi
anak, mereka sangat nyaman seolah mereka mengerti cerita dongeng tersebut. Dan
buat ibu ketika sedang mengandung bayinya sangat disarankan untuk rajin membaca
alqur’an, buku –buku pendidikan, mendengarkan musik, ajaklah berbicara jabang bayi
dan hal ini sangat berpengaruh
bagi hubungan ibu dan anak. Dulu para orang tua kita masih melakukan kegiatan
mendongeng sampai kita duduk disekolah dasar, bagaimana dengan keadaan sekarang
?
- Kalau
sudah ada kesepakatan antara ayah dan
ibu , maka buatlah jadwal kapan ibu harus mendongeng dan kapan giliran ayah
yang mendongeng. Sehingga kedua orang tua berperan aktif dalam menumbuhkan
minat mendengar dan membaca kelak ketika anak-anak memasuki usia pra sekolah.
- Perbanyak
lah ayah dan ibu membaca artikel atau buku-buku petunjuk mengenai cara menumbuhkan
minat baca anak dengan baik dan benar
atau bertanya pada orang tua yang telah berhasil membimbing anak-anak mereka menjadi anak yang pandai dan mandiri
serta mempunyai budi bahasa yang baik.
- Perlihatkan
buku cerita tersebut pada anak dan biarkan mereka memegangnya, menjadi sobek
atau rusak sedikit bukunya ketika anak mau memegang, biarkan saja. Dan ini
merupakan awal minat anak untuk mengetahui dan akan berpengaruh pada
kepercayaan dirinya.
- Bila
buku cerita tidak ada atau orang tua belum mampu membelinya, gunakan media
lainnya, seperti mainan mereka, tentu nya ibu atau ayah harus bisa
berimprovisasi dengan cerita-cerita yang menarik, yang memilik nilai budi
pekerti.
- Biasa
kan untuk mengajak anak pergi ke toko buku , biarkan mereka memilih bukunya
sendiri. Memang perlu biaya tambahan untuk kegiatan ini tetapi orang tualah
yang akan senang bila anak mulai senang membaca akan terbiasa ketika anak-anak
memasuki usia sekolah.
- Lakukan
kegiatan mendongeng setiap hari dengan 10-15 menit tetapi rutin, ini akan
membiasakan anak untuk gemar mendengar dan membaca serta menumbuhkan minat baca
anak.
- Susun
buku-buku cerita di kamar anak, mudah terjangkau oleh anak atau anak mudah
untuk mengambilnya ketika ibu atau ayah tidak berada dekat dengannya, tatalah
buku-buku tersebut sehingga menarik perhatian anak untuk mengambilnya.
- Buatlah
sebuah catatan ( agenda) baca untuk anak, apa saja yang telah ibu atau ayah bacakan.
Bila anak telah bisa membaca sendiri akan melihat dan membaca agenda tersebut ,
ini berpengaruh positif.
- Berikan pujian kepada anak ketika ibu atau
ayah telah selesai membacakan buku, misalnya: “ anak ibu sekarang sudah pintar
membaca” atau “anak ibu sudah pintar menirukan suara kucing, ayam, bebek yaa” ( berikan pelukan, sebagai hadiah kepada
anak).
Bagaimana halnya dengan anak-anak
yang tidak terbiasa mendengar dongeng dari orang tuanya ? Sehingga tidak
terbiasa berteman dengan buku-buku, dan anak-anak mulai memasuki usia pra
sekolah. Tiada kata terlambat untuk sesuatu yang baik, peran serta tugas orang
tua haruslah lebih maksimal lagi, karena anak-anak kita hanya dua sampai tiga
jam berada disekolah bersama guru dan teman-temanya. Seberapa sibuknya kita
sebagai orang tua , tetap harus mengontrol pendidikan anak-anak, apakah anak
kita telah mengenal abjad dengan baik dan benar? Bagaimana minat belajar anak
kita? Apakah anak kita bisa mengikuti proses belajar dengan baik disekolah? Dan
masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya orang tua bertanya pada diri nya sendiri.
Bab III
Penutup
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian terhadap
anak-anak kita dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pertama anak-anak lebih menyukai kegiatan menonton
tv, bermain dengan play station , game watch, play station portable, dll. Ini diakibatkan karena para orang tua
memanjakan anak-anak denagan barang-barang tersebut tanpa berpikir panjang
pengaruh negatif terhadap perkembangan pendidikan dan minat belajar anak.
Kedua menumbuhkan minat baca anak
harus dimulai sedini mungkin dari orang tua kandung dan membiasakan membaca
menjadi kegiatan rutin yang menyenangkan di lingkungan keluarga.
Ketiga perlu diadakannya dan
diperbanyak perpustakaan disekolah-sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal
seperti; rumah baca, taman bacaan atau pun perpustakaan keliling. Agar setiap
anak Indonesia menyenangi buku sebagai teman bermain serta menjadikan mereka
cerdas dalam setiap pelajarannya.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat
dikemukan saran-saran untuk menumbuhkan minat baca sejak usia dini sebagai
berikut ini.
Pertama orang tua harus menyadari dan
memahami pentingnya minat baca anak sejak dini, orang tua dapat menjadi contoh
di rumah dengan membiasakan membaca apa saja (koran, majalah, tabloid, buku,
dsb.), menyediakan bahan-bahan bacaan yang menarik dan mendidik, mengajak anak
berkunjung ke pameran buku sesering mungkin dan memasukkan anak menjadi anggota
perpustakaan.
Kedua perlu partisipasi semua lapisan
masyarakat, pemerintah, LSM, masyarakat pecinta buku, Depdiknas serta asosiasi
penerbit, pustakawan, toko buku dan para pemerhati masalah buku dan minat baca
untuk menyelenggarakan kegiatan yang dapat menggugah minat baca anak. Sehingga budaya membaca menjadi sebagian budaya
masyarakat Indonesia.
Contoh kegiatan ini adalah pameran buku, Lomba
bercerita,Lomba bercerita bagi anak-anak usia dini dinilai cukup efektif
sebagai upaya meningkatkan minat baca, karena dilihat dari penampilan peserta
cukup bagus dan lancar, karena disamping membaca peserta juga langsung
bercerita.